Berjalannya 2 tahun pemerintahan dibawah tangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, akhir-akhir ini muncul banyak evaluasi kinerja yang dilakukan oleh berbagai kalangan. Ini tentu satu tanda baik untuk bisa mengontrol jalannya pemerintahan. dari progres pembangunan yang dilakukan oleh rezim, masyarakat tentu harus bisa mengkritisi rezim jika memang dirasa perlu perbaikan.
Salah satu kritik yang dilontarkan dari salah seorang anggota
dewan yang cukup menggelitik. Belio mengungkapkannya melalui sebuah pusi.
Kadang puisi menjadi senjata yang lebih ampuh ketimbang tulisan akademik yang
hanya dimengerti oleh kalangan akademik saja. Meskipun kadang puisi juga turun
dari kegelisahan yang telah dituliskan melalui naskah-naskah akademik.
Fadli Zon, anggota DPR –RI dari fraksi Partai Gerindra ini
memang seorang yang cukup kritis mengawal jalannya rezim pemerintahan
Jokowo-JK. Berikut puisi belio untuk 2 tahun masa kepemimpinan Jokowi-JK
DuaTahun Berjalan Sudah
dua tahun berjalan sudah
hidup semakin susah harga-harga melambung tinggi
lumpuh sudah daya beli
rakyat diwarisi gunungan utang luar negeri
hidup semakin susah harga-harga melambung tinggi
lumpuh sudah daya beli
rakyat diwarisi gunungan utang luar negeri
dua tahun berjalan sudah
cari kerja semakin payah
pengangguran dimana-mana
buruh Cina merajalela
buruh kita tetap merana
petani rugi panen nestapa
nelayan tak bisa jual tangkapannya
pedagang kali lima dikejar aparat pamong praja
cari kerja semakin payah
pengangguran dimana-mana
buruh Cina merajalela
buruh kita tetap merana
petani rugi panen nestapa
nelayan tak bisa jual tangkapannya
pedagang kali lima dikejar aparat pamong praja
dua tahun berjalan sudah
kemiskinan semakin parah
yang kaya tambah perkasa
yang melarat jatuh sekarat
tangan-tangan besi tirani
menggusur penduduk asli
kemiskinan semakin parah
yang kaya tambah perkasa
yang melarat jatuh sekarat
tangan-tangan besi tirani
menggusur penduduk asli
dua tahun berjalan sudah
hukum menjelma alat kuasa
mengabdi tunduk pada Istana
pisaunya berdarah membelah ke bawah
ketidakadilan menjadi fenomena
hukum menjelma alat kuasa
mengabdi tunduk pada Istana
pisaunya berdarah membelah ke bawah
ketidakadilan menjadi fenomena
dua tahun berjalan sudah
Indonesia semakin lemah
impor pangan terus melimpah
mulai beras, gula, jagung, daging, garam,
hingga limbah
sementara
partai politik dibelah
di ujung timur diambang pecah
kemunafikan terus mewabah
Indonesia semakin lemah
impor pangan terus melimpah
mulai beras, gula, jagung, daging, garam,
hingga limbah
sementara
partai politik dibelah
di ujung timur diambang pecah
kemunafikan terus mewabah
dua tahun berjalan sudah
pencitraan yang kau buat memang hebat
luar biasa dahsyat
tapi lihat
negeri tetangga melaju pesat
kita serasa jalan di tempat
pencitraan yang kau buat memang hebat
luar biasa dahsyat
tapi lihat
negeri tetangga melaju pesat
kita serasa jalan di tempat
Jakarta, 21 Oktober 2016