Ilmu membentuk kita. kadang orang suka bilang bahwa dunia
akademik itu dunia yang sangat sepi sebenarnya, karena anda berkumul dengan
hasil refleksi anda sendiri. tapi ketika anda merasa mentok, janganlah berputus
asa. Karena sebenarnya semuanya sudah disajikan, semua teori yang ada
sebenarnya sudah memberikan perkakas kepada anda untuk bisa selalu lebih optimis.
Tapi dalam optimis itu anda harus tahu bahwa kita juga akan selalu bisa gagal.
Cerita si siplus (siprus?), cerita yunani kuno. Ada manusia
dia dikutuk oleh dewa, dia harus mendorong batu keatas bukit, tapi setiap kali
dia mau sampai keatas bukit, dia akan jatuh kebawah lagi, dan dia akan terus
mendorong batu itu sampai akhir zaman. Dan itulah kutukan manusia, kira2. Gambaran
itu mau mendeskripsikan, bahwa kita manusia selalu merasa bahwa kita mampu tapi
sebenarnya, di titik2 ktika kita mau sampai di tujuan kita pasti akan gagal
terus. Cerita itu bisa dibaca dengan 2 cara. cara pertama, itu kasihan banget. Tapi
cara yang kedua, dan ini yang saya suka, adalah bahwa justru itu yang membuat
kita menjadi manusia yang sebenarnya. Bahwa kita setiap hari berjuang, kita
setiap hari berusaha. Bahwa tujuan akhir itu ya hanya satu, yaitu kematian itu
sendiri. jadi jangankan anda, sampai saat ini saya juga merasakan pergumulan yang
sama. banyak sekali hal2 yang ingin saya pahami, tapi saya tidak bisa memahaminya.
Mungkin karena ilmu saya yang masih terbatas atau saya juga masih keliru dalam
membaca teori dan lain sebagainya. tapi the point is, intinya adalah kita harus
terus menerus mendorong batu itu. karena apabila sekali kita sampai tujuan,
akhirnya bingung mau ngapain lagi. jadi justru yang membuat kita menjadi
manusia adalah karena ketidaksempurnaan kita, dan kita selalu punya kekosongan
itu. kalo dalam psikoanalisa itu namanya lack,
ada sesuatu yang lack didalam dirikita. Kita tidak minta dilahirkan didunia
ini, tapi kemudian tiba2 kita ada, dan kemudian kita harus berusaha mengisi
hidup itu. kemudian anda mengikuti kegiatan macem2, sekolah, karier, anda
berusaha melakukan berbagai jenis kegiatan bahkan sampai anda berkeluarga,
punya anak, dan sebagainya. itu semua dalam rangka mengisi apa sih tujuan hidup
kita didunia ini. Makanya agama itu luarbiasa sekali sebenarnya, karena dia
memberikan panduan itu.
Sebenarnya ketika kita membicarakan strukturalis ini kita
banyak ngomongin tentang bahasa dan kekuasaan, sampai ketitik kita sebenarnya,
kita akan berkesimpulan bahwa manusia itu tidak punya esensi, kita itu
sebenarnya kosong. Kita berpikir kita ada, tapi kita berpikir kita ada itu
karena bahasa. Kalau tidak ada bahasa bagaimana, kamu bisa menjelaskan siapa
sebenarnya dirimu? Jadi kamu punya esensi atau bahasa dulu. Manusia dulu atau
bahasa dulu? Bahkan nanti sampai yang namanya keinginan, cita2, identitas, itu
sebenarnya semua konstruksi bahasa, kita berusaha menyerap dan menjadikan
Anda laki2? Bagaimana anda bisa mengatakan anda laki2? Biologis
tentunya. terus Kenapa nada harus pakai kemeja dan celana panjang? Karena konstruksi,
dan konstruksi itupun, itu tidak bisa membuat kita merasa sepenuhnya jadi laki2
. sebenarnya kal o saya nyaman dengan kelaki2an saya, saya bisa kekampus pakai
rok dong. Tapi saya masih merasa ngga yakin, makanya saya pakai celana panjang
dan kemeja, tapi saya masih ngga merasa ngga yakin juga, kemudian saya
menggaharkan suara saya, kemudian mengembangkan sifat2 maskulinitas, saya suka
olahraga. Tapi masih ngga cukup juga, saya masih belum merasa jadi laki2. Kemudian
kalo malam minggu saya sering keluar dan cari orang untuk berantem dan
sebagainya, masih ngga cukup juga, cari pacar. Pacarnya ngga harus selalu
dengan perempuan kan? Yang penting saya menjadi maskulin aja. Lawannya mau
seperti apa, kalau….sebenarnya post strkturalis menunjukkan bahwa manusia ini
tidak punya esensi, tpi justru karena tidak punya esensi, kita kemudian mencari
supaya kita punya esensi, dan kemudian kita terus menghidupi itu. kenapa
sebenarnya beli parfum harus merek axe? Kenapa harus beli sepatu yang bukan
haihil? Kemudian kita akan melihat ternyata dunia ini sudah dibentuk oleh
rezim. Apa implikasinya kemudian ketika kita ketemu dengan manusia yang tidak
tunduk terhadap standar laki2 dan perempuan, kita selalu mempertanyakannya kan?
Kok bisa seperti ini, atau kita jadi merasa ada sesuatu yang asing. Nah ini
akan banyak mengganggu fantasi sebenarnya post strukturalis ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar