Breaking News

Rabu, 02 November 2016

Sebuah Janji kepada Ayah dan Bunda Tercinta

source : topi-toga.com

Percakapan denganmu meskipun melalui telepon terasa sangat hangat. Anakmu yang sedang menuntut ilmu di kota pelajar saat ini sedang berada dalam fase genting, nggarap sekripsi. Engkau selalu berharap anakmu yang paling besar ini agar bisa segera lulus dan bisa langsung melanjutkan ke jenjang S2 dengan mencari beasiswa. Ibu, aku tahu harapanmu sangat besar akan itu. Bapak, mungkin engkau sedikit bisa berkompromi denganku bahwa anakmu ini setelah lulus nanti akan bekerja dulu barang 2 atau 3 tahun, setelah itu baru melanjutkan ke jenjang S2.

Ibu, anakmu yang belajar di rumpun ilmu sosial politik ini masih terlalu dangkal ilmu dan pengetahuannya. Mungkin bisa dibilang kuliahku tidak begitu progresiv dalam menangkap dan memahami keilmuanku. Tapi bagiku keberkahan selama proses belajar lebih utama, baru kemudian transfer knowledge yang kudapatkan dari para guru-guru peradaban.

Rasa-rasanya kalau setelah lulus dari jenjang S1 ini aku langsung lanjutkan ke S2, mungkin akan banyak tantangan.  Jujur, aku minder. Aku tidak sepintar mahasiswa lain dalam menjelaskan sebuah teori, aku tidak sehebat mahasiswa lain dalam membangun argumen – yang dalam ilmu politik merupakan senjata utama. Anakmu ini butuh banyak belajar lagi. banyak buku yang harus dibaca. Banyak tulisan yang harus kubuat. Banyak pemikiran yang harus dipelajari dan dipetakan. Ya, aku harus banyak belajar lagi. Pun begitu dengan kemampuan bahasa inggrisku yang dari dulu hanya begitu-begitu saja. Bagaimana mau kuliah di tanah Inggris kalau bahasa inggris pun tak aku kuasai?  

Pak,Buk. Tenang saja, anakmu yang tidak terlalu pintar ini, yang tidak begitu progresiv ini, akan tetap berjuang dalam menuntut ilmu. Sebuah azzam,tekad,dan niat dalam diri ini bahwa suatu saat nanti, beberapa tahun lagi dari aku menulis ini, aku adalah seorang mahasiswa program pascasarjana di tanah britania raya, Inggris. Tanah yang menjadi awal munculnya revolusi industri. bahkan sampai jenjang S3 pun akan aku kejar dan aku upayakan. katanya negara ini masih membutuhkan banyak Doktor pak,buk. tenang saja, anakmu akan jadi salah satu dari para Doktor yang akan turut membangun bangsa ini. turut pula memberikan kontribusi bagi agama. 

Pak,Buk, engkau selalu bilang akan selalu mendoakan yang terbaik bagi anakmu. Aku percaya, dan aku pun selalu mendoakan engkau wahai bapak, wahai ibuk. Dalam pemikiran anakmu ini, saat ini, inilah rencana terbaik yang telah kususun. Kutamatkan dulu studi S1, bekerja sembari mencari pengalaman dan belajar untuk mempersiapkan studi S2, baru kemudian melanjutkan studi S2. Doakan anakmu ini pak,buk. Anak yang selalu merepotkanmu, tapi juga menjadi kebanggaan bagimu. Kalaupun Allah punya rencana lain, tentu itu pasti lebih indah.

Pak,Buk, anakmu ini juga tengah mendambakan seorang gadis idaman. Yang didalam dirinya terdapat jiwa yang teduh dan meneduhkan. Ia anggun. Ia bersahaja. Ia cantik. Anakmu selalu berdoa bahwa ia adalah seseorang yang suatu hari nanti akan menemaniku belajar di tanah Inggris. Juga menemani sepanjang hidupku. Semoga niat baik anakmu ini akan di kabulkan dan dimudahkan jalannya oleh Allah. Anakmu selalu percaya bahwa Allah akan mengabulkan doa Hambanya, pun aku percaya bahwa doa mu wahai bapak, wahai ibuk, akan di ijabah oleh-Nya. Aku percaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By